Sabtu, 31 Oktober 2015

CHOCOLATE CANDY CAKE - VIDEO RECIPE

Tugas UTS Menyimak 3. Mencari Video di Youtube.
Name : Diana Septiani
Class : 2SA03
NPM : 1C614997

Kamis, 23 April 2015

Pengertian Data, Variabel dan Teknik Pengumpulan Data

PENGERTIAN DATA

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.

PENGERTIAN  VARIABEL
Variabel merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman tergadap masalah yang sedang diteliti secara benar. Dengan menggunakan variabel-variabel tertentu, peneliti menguji benar atau tidaknya asumsi dan rumusan masalah yang sebelumnya sudah dibuat.
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian.
MACAM – MACAM VARIABEL
a.       Variabel Independent
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b.       Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel tertikan. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c.       Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua.
d.       Variabel Intervening
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An Intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
e.       Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang besifat membandingkan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
a.   Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
b.   Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
- Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dan sebagainya.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
c.  Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.      Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden

Minggu, 12 April 2015

Kelebihan dan Kekurangan Objek Wisata Indonesia.

NAMA: DIANA SEPTIANI

NPM: 1C614997

Kelebihan dan Kekurangan Taman Buaya Tanjung Pasir


Seperti yang telah diketahui oleh semua warga, belakangan ini marak diberitakan Gubernur Banten yang terjaring skandal korupsi oleh KPK. Namun, informasi yang beredar tersebut sepertinya tidak berimbas pada semua sendi kehidupan Provinsi Banten. Pesona Banten sebagai daerah tujuan wisata favorit juga tidak luntur akibat pemberitaan tersebut. Apabila mendengar wisata di Banten, pasti hal pertama yang terlintas difikiran adalah Pantai Anyer. Padahal, masih banyak objek wisata di Banten selain Pantai Anyer. Salah satu primadona objek wisata di Banten yang terletak di wilayah pesisir utara, Kabupaten Tanggerang, Banten adalah Taman Buaya Tanjung Pasir.
Taman Buaya Tanjung Pasir

Sesuai dengan namanya, objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan penangkaran buaya terbesar yang ada di Indonesia. Berkunjung ke Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan pengalaman berlibur yang berbeda. Ini karena, disini pengunjung akan disuguhkan dengan ratusan buaya yang terkenal buas dan sebagai puncak dari rantai makanan dari ekosistem rawa. Objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan tempat favorit para warga sekitaran Tanggerang. Namun bagi warga yang berada diluar daerah Tanggerang, Banten untuk menemukan objek wisata yang satu ini tidaklah sulit. Karena objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir ini terletak di dekat bandara Soekarno – Hatta.
Objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir setiap harinya selalu dipenuhi oleh pengunjung, dan peningkatan jumlah pengunjung selalu terjadi pada hari Sabtu – Minggu. Prediksi peningkatan jumlah pengunjung akan terjadi pada liburan panjang sekolah dan juga Hari Raya Idul Fitri. Dalam rangka liburan panjang, tidak kurang dari 1.000 pengunjung setiap harinya yang memadati objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir. Hal yang menjadi daya tarik dari objek wisata yang satu ini tentunya berasal dari koleksi buaya yang ada. Lebih dari 500 ekor buaya, mulai dari yang kecil hingga besar yang ditangkarkan disana.
Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang-Banten

Daya tarik lainnya dari objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir adalah tarif masuknya. Bagi golongan dewasa hanya dipatok tarif sebesar Rp. 8.000 dan Rp. 4.000 untuk anak-anak. Dengan harga tiket masuk yang tergolong murah tersebut, tidak heran apabila objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir selalu menjadi tujuan favorit untuk menghabiskan waktu liburan. Karena objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir berkonsep taman penangkaran, maka jangan heran apabila disana banyak sekali kandang-kandang yang dipagari tembok beton. Setiap kandang diisi oleh puluhan buaya berdasarkan jenis dan ukuran dari buaya itu sendiri.
Walaupun Kota Tanggerang terkenal dengan cuacanya yang panas, namun bagi para pengunjung objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir tidak perlu khawatir, karena disetiap tepian kandang, pihak pengelola menyiapkan tempat duduk yang dinaungi oleh atap peneduh sehingga pengunjung tidak akan merasa kepanasan. Taman Buatan Tanjung Pasir berdiri di atas lahan yang sangat luas.Dan apabila para pengunjung sudah merasa kelelahan setelah berkeliling melihat-lihat kandang buaya yang ada, pengunjung bisa melepaskan dahaga dengan membeli es kelapa muda yang banyak dijajakan oleh para pedagang di dalam objek wisata.
Disamping kelebihan yang dipunyai oleh objek wisata Taman Buaya Tanjung Pasir, pasti ada juga kekurangannya. Ada satu kekurangan yang masih belum dibenahi oleh pengelola Taman Buaya Tanjung Pasir, yaitu mengenai variasi yang diberikan kepada pengunjung. Pada saat ini pengunjung hanya bisa menikmati sebatas buaya yang ada di puluhan kandang.
Solusi saya adalah seharusnya para pengelola bisa lebih berkreasi untuk lebih meningkatkan pemasukan pendapatan dengan terobosan baru.
Sumber: http://netwisata.com/kelebihan-dan-kekurangan-taman-buaya-tanjung-pasir/

Kelebihan dan Kekurangan Sawarna Beach

Kawasan Pantai Sawarna yang membentang di pantai selatan Lebak, Provinsi Banten, dalam satu dasawarsa terakhir muncul sebagai tujuan wisata baru.
Jumlah wisatawan mencapai ratusan perhari. Penduduk banyak menyulap rumahnya menjadi homestay.
Kawasan hutan pantai yang dulu terkenal sebagai desa siluman itu kini bangkit sebagai tujuan wisata yang lebih menarik daripada Pelabuhan Ratu di Sukabumi yang berada dalam satu garis pantai di kawasan itu. Kawasan ini dapat dikatakan sebagai mutiara baru di selatan Banten.
Sawarna mulai dilirik wisatawan lokal dan asing sejak tahun 2000. Sekarang sudah dikenal di seluruh dunia lewat internet.
"Sayangnya jalan menuju lokasi ini dari Jakarta belum mulus," Banyaknya wisatawan, mencapai ratusan perhari, membuat penduduk setempat menyulap rumah mereka menjadi homestay dengan tarif relatif murah, sekita Rp 120.000 semalam per orang termasuk makan.
Banyak pantai menawan dengan laut biru yang bisa dinikmati di lokasi ini, antara lain Tanjung Layar, Karang Bokor (Cipamadangan), dan Pulau Manuk. "Pantai Sawarna sekarang banyak dijadikan sasaran obyek foto.Untuk menuju kawasan Sawarna, wisatawan dari arah Jakarta bisa melalui Tangerang, Tigaraksa, lalu Malimping, Bayah.
Dari arah Bandung bisa melalui Pelabuhan Ratu, lalu menyusuri pantai ke arah barat. Tentu harus banyak tanya di jalan, karena petunjuk arah menuju kawasan ini belum memadai.
Akan tetapi jangan banyak kaget kalau banyak penduduk Lebak sendiri yang belum tahu dan bahkan belum pernah mendengar tentang Sawarna.
Solusi saya adalah searusnya objek wisata Sawarna Beach harus di perbaiki jalannya karena jalan menuju lokasi ini dari Jakarta belum mulus. Untuk selebihnya, objek wisata Sawarna Beach sudah bagus dengan naturalnya Sawarna Beach itu sendiri.

Sabtu, 14 Maret 2015

PRNGERTIAN KEPARAWISATAAN

Pengertian Keparawisataan
Bagi Anda yang telah mengalami “asam-garam” di bidang kepariwisataan pengertian dasar kepariwisataan bukan lagi merupakan masalah. Namun kami yakin banyak di antara kita yang masih belum faham berbagai istilah kepariwisataan yang acapkali kita jumpai sehari-hari, merupakan hal yang menimbulkan pengertian yang “kisruh”. Lihat saja contoh di bawah ini.
Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai nama sebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan “kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan” melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah “kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan.
Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Di samping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah “obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklah heran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaan antara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apa pilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itu digunakan?
Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang membingungkan.
Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.


  • WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;
  • WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata;
  • PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;
  • KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidak berlaku universal.
Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilah tersebut, sebaiknya kita tinjau juga dari sudut lainnya yang bersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagi kebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan / atau pengaturan dan pengelolaan kepariwisataan secara internasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segi pengertian, yaitu Pengertian istilah (etimologi) dan Pengertian ilmiah (definisi);
(1). Pengertian Istilah
Kata ‘pariwisata’ telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP (Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu ituLet.Jen. Djatikusumo, dalam kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.
Diperkenalkannya istilah ‘pariwisata’ dimaksudkan sebagai pengganti ‘tourisme’ (Belanda, Perancis) atau ‘tourism’ (Inggris).
Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka ‘pariwisata’ yang berasalkan kata ‘pari’ dan ‘wisata’ dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut:
Pari        = seringkali, berulangkali/berkali-kali; dapat juga berarti ‘umum’ (bandingkan dengan: sidang ‘paripurna’ = sidang umum & lengkap, – umum masalahnya yang dibicarakan dan lengkap anggotanya yang hadir -, bermakna sama dengan “sidang pleno, plenary session/meeting”);

Wisata        = pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja); dapat juga berarti ‘perjalanan’ (travel, kata benda);
Pariwisata    = beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai dari satu tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (=tour, perjalanan keliling);
Sebagaimana lazim dalam bahasa Indonesia, pembubuhan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘-an’ memberikan arti yang lebih luas kepada asal katanya, seperti ‘seni’ menjadi ‘kesenian’, ‘budaya’ menjadi ‘kebudayaan’. Dalam bahasa Belanda dan Inggris, masing-masing membubuhkan akhiran ‘-isme’ dan      ‘-ism’, seperti ‘hinduism’, ‘budhism’.
Maka atas dasar faham tersebut, ‘tourisme’ atau ‘tourism’ sebetulnya lebih tepat digantikan dengan ‘kepariwisataan’;
Secara ringkas dapatlah tersusun beberapa istilah seperti berikut:


  • Wisata                     = bepergian (to travel); perjalanan (travel);
  • Wisatawan             = orang yang bepergian (traveler);
  • Para Wisatawan   = wisatawan-wisatawan, orang-orang yang bepergian (travelers);
  • Pariwisata              = perjalanan keliling (tour);
  • Kepariwisataan    = hal-hal yang menyangkut, – terkait dengan -, pariwisata (tourism);
  • Pariwisatawan       = orang yang melakukan perjalanan keliling (tourist);
  • Para Pariwisatawan     =    pariwisatawan-pariwisatawan, orang-orang yang melakukan perjalanan keliling (tourists);
Pada prakteknya penggunaan istilah-istilah tersebut seringkali dikacaukan satu dengan lainnya, seperti seringkali kata ‘pariwisata’ digunakan sebagai sinonim dari ‘kepariwisataan’. Demikian pula kata ‘wisatawan’ acapkali digunakan sebagai sinonim dari ‘pariwisatawan’ atau tourist, bahkan tidak jarang digunakan pula sebagai sinonim dari ‘pengunjung’ atau visitor.
(2). Pengertian ilmiah
Yang dimaksud dengan pengertian ilmiah di sini adalah pengertian yang dinyatakan dalam bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan “Apa sebenarnya kepariwisataan itu?”
Dari sekian banyak definisi, dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam pengertian ‘kepariwisataan’ terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai:


  • Adanya ‘gerak’, – perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya;
  • Adanya ‘jeda’, – perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk menetap), daripada orang-orang yang bergerak tersebut, di satu  atau beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya;
  • Persinggahan dan/atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.
Dengan bertolak dari tiga fikiran dasar tersebut dapatlah disusun suatu definisi yang dapat mencakup pengertian yang lebih luas dan bersifat flexible, dapat digunakan untuk berbagai maksud, sebagai berikut.

Kepariwisataan adalah gejala-gejala yang menyangkut lalulintas manusia, berikut barang bawaannya, yang melakukan perjalanan untuk tujuan apa pun sepanjang tidak untuk maksud-maksud menetap serta memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya.

Bila kepariwisataan (tourism) adalah gejala-gejala mengenai lalulintas manusia, maka pariwisatawan (tourist) adalah orang-orangnya yang berlalulintas, sehingga dapat dinyatakan bahwa:

Pariwisatawan,    adalah orang yang malakukan perjalanan untuk tujuan apapun sepanjang tujuannya tidak untuk maksud-maksud menetap dan memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya, paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat ia berkunjung tersebut.

Landasan pemikiran daripada definisi tersebut di atas adalah definisi yang dianjurkan oleh IUOTO (International Union of Official Travel Organizations – yang sekarang bernama WTO, World Tourism Organization) dalam rekomendasinya kepada Komisi Statistik PBB, sebagai hasil konferensi mengenai perjalanan dan pariwisata internasional (The United Nations Conference on International Travel and Tourism) di Roma, 21 Agustus – 5 September 1963.
IUOTO memberikan definisi tersebut dalam hubungannya dengan maksud-maksud statistik, yang digunakan juga oleh Indonesia, sebagai berikut:

Untuk maksud-maksud statistik, dengan istilah “pengunjung” (visitor) dimaksudkan:
“Setiap orang yang berkunjung ke suatu negara selain dari negara di mana ia biasanya bertempat tinggal, untuk tujuan apapun selain untuk maksud memangku jabatan dengan memperoleh upah dari negara yang dikunjunginya”.

Pada hakekatnya, penghitungan pengunjung tidak dilakukan berdasarkan jumlah orang, melainkan jumlah kunjungan (visit).
Dengan demikian seseorang dapat dihitung lebih dari satu kali kunjungan. Misalnya seorang melakukan kunjungan tiga kali dalam setahun, maka pengunjungnya = 1; kunjungan = 3).
Sumber: https://caretourism.wordpress.com/2010/08/12/pengertian-dasar-kepariwisataan/

Contoh Keparawisataan
Di kala seseorang merencanakan suatu perjalanan ke suatu tempat, disebabkan karena adanya suatu maksud tertentu, tujuan atau motivasi, entah itu untuk maksudkepentingan bisnis (business purposes),  seperti perdagangan, investasi dll., ataupunmotivasi pesiar, atau maksud kunjungan lainnya seperti kunjungan resmi, konferensi, pendidikan dsb.
Motivasi perjalanan itu dirangsang atau ditimbulkan oleh adanya “sesuatu yang menarik”, yang lazim disebut daya tarik wisata (tourism attraction, tourist attraction), yang dimiliki tempat kunjungan tersebut, baik untuk kepentingan bisnisnya maupun sebagai tempat pesiar, misalnya iklim tropis yang hangat, iklim ekonomi yang kondusif buat investasi, dll.
Dalam kaitannya dengan manajemen kepariwisataan, daya tarik atau atraksi(attraction) tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu obyek wisata (site attraction) dan atraksi wisata (event attraction).
Description: Care TourismLebih lanjut, obyek wisata juga terbagi menjadi dua kelompok, obyek wisata alam , – ciptaan Tuhan – (natural site-attraction) dan obyek wisata karya manusia (man-made site-attraction). Demikian juga halnya dengan atraksi wisata yang terbagi menjadi dua yakni atraksi “asli” (real, authentic) dan atraksi “pentas” (staged, artificial).
Karakteristik obyek dan atraksi wisata.
Adapun yang membedakan antara Obyek Wisata dan Atraksi Wisata adalah masing-masing karakteristiknya, antara lain sbb.:
Obyek Wisata, bersifat statis, terikat pada tempat, dapat dijamah (tangible).
Contoh, Obyek Wisata Alam: Pantai, Gunung/bukit, Hutan, Pulau, Danau, Air terjun, Gua, Lembah, Pemandangan Alam, Cagar alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional, dll;
Description: Care TourismContoh, Obyek Wisata Karya Manusia: Situs Sejarah, Candi, Monumen, Tugu, Bangunan berasitektur khas/daerah, Bangunan dan lokasi bersejarah seperti museum, pelabuhan, mesjid, gereja, kraton, makam tokoh agama/nasional/sejarah, bangunan lain yang bernilai khusus antara lain jembatan (mis. Ampera, Suramadu, Kutai-Kartanegara – sayang mengalami musibah), bendungan, perkebunan, kebun binatang, taman kota, taman rekreasi, dsb;
Atraksi Wisata, bersifat dinamis, mencerminkan adanya gerak, tidak terikat tempat (dapat berpindah) dan tidak dapat dijamah (intangible).
Description: Care TourismContoh, atraksi asli (ada atau tidak ada tourist akan berlangsung seperti apa adanya): seperti adat istiadat, pakaian traditional, arsitektur khas/daerah, kebiasaan dan pola hidup, gaya hidup, bahasa, suasana keakraban dan keramahan masyarakat, seni budaya yang melekat pada kehidupan masyarakat, seni batik, seni ukir, seni pahat, seni lukis, seni tari & gamelan, seni musik, upacara ritual keagamaan, upacara perkawinan, upacara menyambut kelahiran anak, upacara kraton, acara 17-an (Agustus), dsb.
Contoh, atraksi pentas: Pementasan seni budaya (tari, gamelan, musik, wayang, dll), pameran lukisan, pameran pahatan, pameran ukiran, peragaan busana, dll.
Definisi Daya Tarik Wisata
Dalam UU. no X/Th. 2009 tentang Kepariwisataan, Obyek Wisata dan Atraksi Wisata tidak didefinisikan masing-masing secara terpisah, melainkan dalam satu definisiDaya Tarik Wisata (Tourism Attraction, Tourist Attraction), sebagai berikut:
Daya Tarik Wisata – adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Jika kita telaah lebih cermat, definisi tersebut di atas mewakili semua penjelasan yang diuraikan sebelumnya seperti di atas, yaitu obyek wisata, baik obyek wisata alam maupun karya manusia, serta atraksi wisata, baik yang asli melekat dalam kehidupan masyarakat maupun yang dipentaskan.

Sumber: https://caretourism.wordpress.com/2011/12/09/pengertian-dasar-kepariwisataan-obyek-atraksi/

Jumat, 13 Februari 2015

10 Pantai Terindah dengan Potensi Terbesar di Indonesia



Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.504 pulau baik pulau kecil maupun pulau yang besar. Bahkan, luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta km2. Tidak heran jika Indonesia dipenuhi pantai-pantai yang sangat indah. Diseluruh Indonesia tersebar pantai-pantai cantik yang memukau dan memanjakan mata. Tentu saja pantai-pantai berikut adalah pantai-pantai terindah dengan potensi yang sangat besar di Indonesia.


1. Pantai Senggigi, Lombok

Pantai ini terletak di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Meski tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, Pantai Sengigi dapat disandingkan keindahannya. Hamparan pasir putih sangat memanjakan mata Anda. Di Pantai Sengigi, Anda bisa snorkeling atau sekedar berjemur untuk bersantai. Anda juga bisa menyempatkan waktu untuk mengunjungi Pura Batu Bolong yang dibangun di atas karang. Menurut legenda, pura ini merupakan tempat persembahan wanita perawan kepada ikan Hiu. Setelah matahari tenggelam, banyak orang yang mengubur tubuh ke dalam pasir Pantai Sengigi karena dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit.

2. Pantai Kuta, Bali

Siapa yang tidak mengenal pantai ini. Pantai Kuta merupakan pantai yang sangat terkenal di Indonesia dan telah mendunia. Di pantai ini, Anda dapat berselancar karena ombaknya yang kuat. Pantai Kuta dijuluki pantai matahari terbenam (Sunset Beach) karena pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. Di sepanjang jalan Pantai Kuta, banyak pusat hiburan yang sangat ramai setelah matahari tenggelam.

3. Pantai Pangandaran, Jawa Barat

Pantai ini dijuluki pantai tercantik di Pulau Jawa. Pantai ini terletak di Desa Pananjung, 92 km dari kota Ciamis. Hal paling istimewa di Pantai Pangandaran, Anda dapat menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam di tempat yang sama. Selain itu, Anda dapat mengunjungi berbagai macam goa seperti Goa panggung, Goa Parat, Goa Sumur Mudal, Goa lanang dan lain-lain.

4. Pantai Parai Tenggiri, Bangka Belitung

Pantai ini terletak di daerah Sungai Liat. Perjalanan dari Pelabuhan Pangkal Balam atau Bandara Depati Amir dibutuhkan waktu kira-kira 45 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor saja. Meski sangat sulit dijangkau, para turis dan backpacker sangat tertarik untuk mengunjungi tempat ini.

5. Pantai Parangtritis, Yogyakarta

Pantai Parangtitis adalah pantai paling terkenal di Yogyakarta. Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis.

 

 

6. Pantai Bunaken, Manado

Pantai Bunaken merupakan salah satu dari kumpulan pulau dalam Taman Nasional Bunaken. Pantai Bunaken terletak Teluk Menado, Sulawesi Utara. Anda bisa menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling atau diving. Salah satunya adalah adanya dinding terumbu karang yang disebut underwater great wall.

7. Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa Barat

Pantai ini terletak di 60 km ke arah Kota Sukabumi. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Masyarakat pantai selatan khususnya Pelabuhan Ratu percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Konon, ia adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan – nama lain dari Samudra Hindia – sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.

8. Pantai Sanur, Bali

Pantai ini terletak di sebelah timur kota Denpasar. Pantai indah ini sering dijadikan lokasi untuk surfing oleh wisatawan mancanegara. Selain itu, wisatawan biasanya mengunjungi Museum Le Mayeur. Pantai ini sangat sesuai untuk menyaksikan matahari terbit karena lokasinya di bagian timur. Sedangkan Pantai Kuta sesuai untuk melihat matahari terbenam.

9. Pantai Dreamland, Bali

Transient
Pantai Dreamland terdapat di kompleks Bali Pecatu Graha ( Kuta Golf Link Resort ) yaitu sekitar 30 menit dari Pantai Kuta, adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Bali di daerah bernama Pecatu. Dahulu pantai ini merupakan proyek perumahan dan tempat pariwisata namun berhenti di tengah jalan.

10. Pantai Raja Ampat, Papua Barat

Pantai ini merupakan taman laut terbesar di Indonesia dan memiliki kekayaan biota laut terbesar di dunia. Hampir 75% jenis terumbu karang di dunia berada di Raja Ampat. Pantai ini merupakan pantai yang sudah mulai terkenal karena keindahannya. Karena keindahan bawah lautnya, Pantai Raja Ampat sering digunakan sebagai diving spot.
Demikian daftar pantai terindah di Indonesia. Semoga UC Onliners tertarik untuk mengunjungi salah satu. Salam Entrepreneur !

Rabu, 11 Februari 2015

Ambarwati, Berbagi ‘Kue’ Semangat Dengan Pangan Lokal.

Apa yang terbayangkan bila mendengar kata ganyong, garut, sukun, singkong dan ubi? Mungkin dengan sinis akan tergambar gorengan atau sayur lauk rumahan.  Atau bahkan mengerutkan kepala, karena belum pernah melihat bentuk ganyong dan garut.
Tapi bagi  Ambarwati Esti, semua bahan pangan lokal tersebut, diolah menjadi panganan modern yang enak, menarik, dan menggugah selera dalam bentuk kue kering, kue basah, roti, bahkan makanan rumahan lainnya.
Ambarwati Esti peraih penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati karena memperjuangkan bahan makanan lokal dalam bisnis kuliner. Foto : Jay Fajar
Ambarwati Esti peraih penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati karena memperjuangkan bahan makanan lokal dalam bisnis kuliner. Foto : Jay Fajar
Dari sebuah rumah di kawasan Tangerang Selatan, Banten, Ambarwati beserta ibu-ibu rumah tangga binaannya, mengolah bahan pangan lokal tersebut menjadi rainbow cake, roti gulung,  bakpao isi durian, risoles, cake gulung yang terlihat enak dengan warna yang menarik.
Jika pada umumnya rainbow cake, cake gulung, risoles, atau bakpao menggunakan tepung gandum, maka makanan buatan Ambarwati melalui CV Arum Ayu justru menggunakan tepung dari sumber pangan lokal, seperti singkong, ganyong, garut, sukun atau yang lain.
“Saya memulai ini atas dasar berbagi,” ujar Ambarwati sambil mengulas senyum ketika ditanya motivasinya mendirikan CV Arum Ayu. Pada awalnya, di tahun 2004, wanita yang menyulap rumahnya menjadi workshop pembuatan kue itu prihatin dengan generasi muda yang semakin tidak kenal dengan sumber pangan lokal. Tidak hanya itu saja, dia juga peduli dengan anak-anak yang menderita penyakit degeneratif dan autis, karena salah satunya disebabkan oleh makanan yang tidak sehat.
“Awalnya karena merasa prihatin melihat jajanan sekarang. Kok jauh dari sehat. Kami ingin mempelopori untuk masyarakat bahwa makanan sehat itu penting,” katanya.
Meski menyehatkan, dia melihat bahwa umbi-umbian dianggap bahan makanan kelas dua. “Selama ini  kan masyarakat menganggap umbi-umbian tidak enak, kotor, kusam. Kita tertantang untuk bagiamana mengolah dengan tampilan yang bagus, warna yang bagus,” katanya.
Dia kemudian mulai belajar tentang beragam sumber pangan lokal dan potensi pengembangannya. Produk pertamanya adalah brownies singkong yang dijualnya secara mandiri di sekolah anaknya. Sadar memiliki peminat, Ambarwati mulai bereksperimen dengan tepung dari umbi-umbian lain. Lama kelamaan, CV Arum Ayu sudah ramai pelanggan. Apalagi produk makanan yang dia buat tidak mengandung gluten, sehingga cenderung aman bagi penderita autis.
Lalu pada tahun 2007, Ambarwati mulai dengan panggilan hatinya, yaitu berbagi ilmu dan pengetahuan soal kue-kue dengan bahan baku sumber pangan lokal itu. “Targetnya awalnya, (pembuatan kue dan pangan) hanya untuk konsumsi keluarga. Kemudian berkembang ke sekolah, ke masyarakat yang lebih luas. Mereka sadar untuk hidup sehat,” katanya.
Awalnya, Ambarwati merasa enggan dan sungkan untuk berbagi resep masakan dengan yang lain. “Awalnya memang ada rasa sayang. Saya yang belajar dan observasi, kok ya dengan mudahnya orang lain minta diajarin. Tapi hati saya kemudian kembali meyakinkan bahwa semakin kita berbagi maka kita akan semakin mendapat berkah,” katanya.
Dengan semangat kepedulian untuk berbagi, justru membuat usahanya semakin terbuka lebar. Dia tidak segan-segan berbagi resep rahasia dapurnya, hanya untuk melihat ibu-ibu di suatu daerah dapat berkembang dan mandiri, bahkan ikut berkontribusi pada pendapatan keluarga.
Bermula dari mengajarkan ibu-ibu di sekitar rumahnya, Ambarwati kini sudah diminta untuk menjadi pengajar di hampir seluruh Indonesia. Bahkan dari perjalanannya itu, dia menemukan potensi-potensi sumber pangan lokal lain. Seperti, tepung daun kelor, tepung bekatul dari Garut, tepung mangrove dari Papua, tepung jagung dari Nusa Tenggara, dan banyak yang lain.
Dia ingin sumber pangan lokal dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika masyarakat sudah memanfaatkan pangan lokal, maka ketergantungan impor bangsa ini akan bisa dikurangi. “Saya ingin, orang tidak hanya sekedar makan, tetapi mengerti juga tentang kearifan lokal dan sumber pangan disekitarnya. Membuat makanan yang biasa menjadi luar biasa.  Itu yang menjadi tantangan kami mengangkat pangan lokal, terutama umbi-umbian agar setara dengan makanan impor,” katanya.
Tidak berhenti pada orang-orang dewasa, CV Arum Ayu, dia juga berbagi ilmu dan semangat pada generasi muda mulai dari taman kanak-kanak hingga anak kuliahan.
Meskipun terus berbagi ilmu, menurut Ambarwati, bisnis tetap saja bisnis. Dia harus memikirkan keuntungan untuk keberlanjutan usahanya. CV Arum Ayu yang diambil dari nama putri-putrinya itu harus terus maju sehingga suatu saat dia bisa memwariskan pada anak-anaknya.
Untuk tetap mempertahankan pasar, dia terus berinovasi dan terus meningkatkan kualitas. Pada tataran bahan baku, dia ikut mengedukasi pensuplai tepung dari kelompok-kelompok tani di Pandeglang agar produk tepungnya memiliki standar dan berkualitas. Semangat bisnis yang turun dari neneknya, ditambah kerja kerasnya, membuatnya mampu mengelola CV Arum Ayu dengan baik. “Saat ini saya tidak memiliki outlet tetapi lebih pada pesanan saja, dari situ hasilnya juga lumayan,” katanya sambil tertawa kecil.
Melalui usahanya ini, Ambarwati berharap rumahnya bisa menjadi pusat pelatihan dan menghasilkan wirausahaman tangguh yang mampu memanfaatkan sumber pangan lokal Indonesia.
Usaha panganan dari sumber pangan lokal masih memiliki pasar yang luas, oleh karena itu, dia terus memberi semangat pada semua orang untuk ikut terlibat dalam usaha tersebut. Semakin banyak pangan lokal yang digunakan maka impor produk luar dapat ditekan, dan masyarakat menjadi lebih sehat.
Para penerima Kehati Award VIII yaitu (kiri ke kanan) Prof. Achmad Subagio, Januminro Bunsal, Agustinus Sasundu, Ambarwati Hernawan, Ketua KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dan Aziil Anwar. Foto : Jay Fajar
Para penerima Kehati Award VIII yaitu (kiri ke kanan) Prof. Achmad Subagio, Januminro Bunsal, Agustinus Sasundu, Ambarwati Hernawan, Ketua KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dan Aziil Anwar. Foto : Jay Fajar
Karena perjuangan mengangkat bahan pangan lokal tersebut, dia mendapatkan penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati.
Melihat hasil perjuangannya tersebut, dia merasa bahagia, karena mampu memberi semangat dan juga membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga dengan pangan lokal.
“Jangan pernah berhenti berbagi. Itu kebahagiaan kami yang tidak bisa diukur dengan uang. Itu benar-benar jauh dari nilai materi apapun. Kami memang mencari uang, tapi uang bukan utama yang kami cari, tapi (kami) mencari berkah dulu. Berkah dapat, Insya Allah uang mengikuti,” pungkasnya.