Jumat, 13 Februari 2015

10 Pantai Terindah dengan Potensi Terbesar di Indonesia



Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.504 pulau baik pulau kecil maupun pulau yang besar. Bahkan, luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta km2. Tidak heran jika Indonesia dipenuhi pantai-pantai yang sangat indah. Diseluruh Indonesia tersebar pantai-pantai cantik yang memukau dan memanjakan mata. Tentu saja pantai-pantai berikut adalah pantai-pantai terindah dengan potensi yang sangat besar di Indonesia.


1. Pantai Senggigi, Lombok

Pantai ini terletak di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Meski tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, Pantai Sengigi dapat disandingkan keindahannya. Hamparan pasir putih sangat memanjakan mata Anda. Di Pantai Sengigi, Anda bisa snorkeling atau sekedar berjemur untuk bersantai. Anda juga bisa menyempatkan waktu untuk mengunjungi Pura Batu Bolong yang dibangun di atas karang. Menurut legenda, pura ini merupakan tempat persembahan wanita perawan kepada ikan Hiu. Setelah matahari tenggelam, banyak orang yang mengubur tubuh ke dalam pasir Pantai Sengigi karena dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit.

2. Pantai Kuta, Bali

Siapa yang tidak mengenal pantai ini. Pantai Kuta merupakan pantai yang sangat terkenal di Indonesia dan telah mendunia. Di pantai ini, Anda dapat berselancar karena ombaknya yang kuat. Pantai Kuta dijuluki pantai matahari terbenam (Sunset Beach) karena pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. Di sepanjang jalan Pantai Kuta, banyak pusat hiburan yang sangat ramai setelah matahari tenggelam.

3. Pantai Pangandaran, Jawa Barat

Pantai ini dijuluki pantai tercantik di Pulau Jawa. Pantai ini terletak di Desa Pananjung, 92 km dari kota Ciamis. Hal paling istimewa di Pantai Pangandaran, Anda dapat menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam di tempat yang sama. Selain itu, Anda dapat mengunjungi berbagai macam goa seperti Goa panggung, Goa Parat, Goa Sumur Mudal, Goa lanang dan lain-lain.

4. Pantai Parai Tenggiri, Bangka Belitung

Pantai ini terletak di daerah Sungai Liat. Perjalanan dari Pelabuhan Pangkal Balam atau Bandara Depati Amir dibutuhkan waktu kira-kira 45 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor saja. Meski sangat sulit dijangkau, para turis dan backpacker sangat tertarik untuk mengunjungi tempat ini.

5. Pantai Parangtritis, Yogyakarta

Pantai Parangtitis adalah pantai paling terkenal di Yogyakarta. Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis.

 

 

6. Pantai Bunaken, Manado

Pantai Bunaken merupakan salah satu dari kumpulan pulau dalam Taman Nasional Bunaken. Pantai Bunaken terletak Teluk Menado, Sulawesi Utara. Anda bisa menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling atau diving. Salah satunya adalah adanya dinding terumbu karang yang disebut underwater great wall.

7. Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa Barat

Pantai ini terletak di 60 km ke arah Kota Sukabumi. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Masyarakat pantai selatan khususnya Pelabuhan Ratu percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Konon, ia adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan – nama lain dari Samudra Hindia – sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.

8. Pantai Sanur, Bali

Pantai ini terletak di sebelah timur kota Denpasar. Pantai indah ini sering dijadikan lokasi untuk surfing oleh wisatawan mancanegara. Selain itu, wisatawan biasanya mengunjungi Museum Le Mayeur. Pantai ini sangat sesuai untuk menyaksikan matahari terbit karena lokasinya di bagian timur. Sedangkan Pantai Kuta sesuai untuk melihat matahari terbenam.

9. Pantai Dreamland, Bali

Transient
Pantai Dreamland terdapat di kompleks Bali Pecatu Graha ( Kuta Golf Link Resort ) yaitu sekitar 30 menit dari Pantai Kuta, adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Bali di daerah bernama Pecatu. Dahulu pantai ini merupakan proyek perumahan dan tempat pariwisata namun berhenti di tengah jalan.

10. Pantai Raja Ampat, Papua Barat

Pantai ini merupakan taman laut terbesar di Indonesia dan memiliki kekayaan biota laut terbesar di dunia. Hampir 75% jenis terumbu karang di dunia berada di Raja Ampat. Pantai ini merupakan pantai yang sudah mulai terkenal karena keindahannya. Karena keindahan bawah lautnya, Pantai Raja Ampat sering digunakan sebagai diving spot.
Demikian daftar pantai terindah di Indonesia. Semoga UC Onliners tertarik untuk mengunjungi salah satu. Salam Entrepreneur !

Rabu, 11 Februari 2015

Ambarwati, Berbagi ‘Kue’ Semangat Dengan Pangan Lokal.

Apa yang terbayangkan bila mendengar kata ganyong, garut, sukun, singkong dan ubi? Mungkin dengan sinis akan tergambar gorengan atau sayur lauk rumahan.  Atau bahkan mengerutkan kepala, karena belum pernah melihat bentuk ganyong dan garut.
Tapi bagi  Ambarwati Esti, semua bahan pangan lokal tersebut, diolah menjadi panganan modern yang enak, menarik, dan menggugah selera dalam bentuk kue kering, kue basah, roti, bahkan makanan rumahan lainnya.
Ambarwati Esti peraih penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati karena memperjuangkan bahan makanan lokal dalam bisnis kuliner. Foto : Jay Fajar
Ambarwati Esti peraih penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati karena memperjuangkan bahan makanan lokal dalam bisnis kuliner. Foto : Jay Fajar
Dari sebuah rumah di kawasan Tangerang Selatan, Banten, Ambarwati beserta ibu-ibu rumah tangga binaannya, mengolah bahan pangan lokal tersebut menjadi rainbow cake, roti gulung,  bakpao isi durian, risoles, cake gulung yang terlihat enak dengan warna yang menarik.
Jika pada umumnya rainbow cake, cake gulung, risoles, atau bakpao menggunakan tepung gandum, maka makanan buatan Ambarwati melalui CV Arum Ayu justru menggunakan tepung dari sumber pangan lokal, seperti singkong, ganyong, garut, sukun atau yang lain.
“Saya memulai ini atas dasar berbagi,” ujar Ambarwati sambil mengulas senyum ketika ditanya motivasinya mendirikan CV Arum Ayu. Pada awalnya, di tahun 2004, wanita yang menyulap rumahnya menjadi workshop pembuatan kue itu prihatin dengan generasi muda yang semakin tidak kenal dengan sumber pangan lokal. Tidak hanya itu saja, dia juga peduli dengan anak-anak yang menderita penyakit degeneratif dan autis, karena salah satunya disebabkan oleh makanan yang tidak sehat.
“Awalnya karena merasa prihatin melihat jajanan sekarang. Kok jauh dari sehat. Kami ingin mempelopori untuk masyarakat bahwa makanan sehat itu penting,” katanya.
Meski menyehatkan, dia melihat bahwa umbi-umbian dianggap bahan makanan kelas dua. “Selama ini  kan masyarakat menganggap umbi-umbian tidak enak, kotor, kusam. Kita tertantang untuk bagiamana mengolah dengan tampilan yang bagus, warna yang bagus,” katanya.
Dia kemudian mulai belajar tentang beragam sumber pangan lokal dan potensi pengembangannya. Produk pertamanya adalah brownies singkong yang dijualnya secara mandiri di sekolah anaknya. Sadar memiliki peminat, Ambarwati mulai bereksperimen dengan tepung dari umbi-umbian lain. Lama kelamaan, CV Arum Ayu sudah ramai pelanggan. Apalagi produk makanan yang dia buat tidak mengandung gluten, sehingga cenderung aman bagi penderita autis.
Lalu pada tahun 2007, Ambarwati mulai dengan panggilan hatinya, yaitu berbagi ilmu dan pengetahuan soal kue-kue dengan bahan baku sumber pangan lokal itu. “Targetnya awalnya, (pembuatan kue dan pangan) hanya untuk konsumsi keluarga. Kemudian berkembang ke sekolah, ke masyarakat yang lebih luas. Mereka sadar untuk hidup sehat,” katanya.
Awalnya, Ambarwati merasa enggan dan sungkan untuk berbagi resep masakan dengan yang lain. “Awalnya memang ada rasa sayang. Saya yang belajar dan observasi, kok ya dengan mudahnya orang lain minta diajarin. Tapi hati saya kemudian kembali meyakinkan bahwa semakin kita berbagi maka kita akan semakin mendapat berkah,” katanya.
Dengan semangat kepedulian untuk berbagi, justru membuat usahanya semakin terbuka lebar. Dia tidak segan-segan berbagi resep rahasia dapurnya, hanya untuk melihat ibu-ibu di suatu daerah dapat berkembang dan mandiri, bahkan ikut berkontribusi pada pendapatan keluarga.
Bermula dari mengajarkan ibu-ibu di sekitar rumahnya, Ambarwati kini sudah diminta untuk menjadi pengajar di hampir seluruh Indonesia. Bahkan dari perjalanannya itu, dia menemukan potensi-potensi sumber pangan lokal lain. Seperti, tepung daun kelor, tepung bekatul dari Garut, tepung mangrove dari Papua, tepung jagung dari Nusa Tenggara, dan banyak yang lain.
Dia ingin sumber pangan lokal dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika masyarakat sudah memanfaatkan pangan lokal, maka ketergantungan impor bangsa ini akan bisa dikurangi. “Saya ingin, orang tidak hanya sekedar makan, tetapi mengerti juga tentang kearifan lokal dan sumber pangan disekitarnya. Membuat makanan yang biasa menjadi luar biasa.  Itu yang menjadi tantangan kami mengangkat pangan lokal, terutama umbi-umbian agar setara dengan makanan impor,” katanya.
Tidak berhenti pada orang-orang dewasa, CV Arum Ayu, dia juga berbagi ilmu dan semangat pada generasi muda mulai dari taman kanak-kanak hingga anak kuliahan.
Meskipun terus berbagi ilmu, menurut Ambarwati, bisnis tetap saja bisnis. Dia harus memikirkan keuntungan untuk keberlanjutan usahanya. CV Arum Ayu yang diambil dari nama putri-putrinya itu harus terus maju sehingga suatu saat dia bisa memwariskan pada anak-anaknya.
Untuk tetap mempertahankan pasar, dia terus berinovasi dan terus meningkatkan kualitas. Pada tataran bahan baku, dia ikut mengedukasi pensuplai tepung dari kelompok-kelompok tani di Pandeglang agar produk tepungnya memiliki standar dan berkualitas. Semangat bisnis yang turun dari neneknya, ditambah kerja kerasnya, membuatnya mampu mengelola CV Arum Ayu dengan baik. “Saat ini saya tidak memiliki outlet tetapi lebih pada pesanan saja, dari situ hasilnya juga lumayan,” katanya sambil tertawa kecil.
Melalui usahanya ini, Ambarwati berharap rumahnya bisa menjadi pusat pelatihan dan menghasilkan wirausahaman tangguh yang mampu memanfaatkan sumber pangan lokal Indonesia.
Usaha panganan dari sumber pangan lokal masih memiliki pasar yang luas, oleh karena itu, dia terus memberi semangat pada semua orang untuk ikut terlibat dalam usaha tersebut. Semakin banyak pangan lokal yang digunakan maka impor produk luar dapat ditekan, dan masyarakat menjadi lebih sehat.
Para penerima Kehati Award VIII yaitu (kiri ke kanan) Prof. Achmad Subagio, Januminro Bunsal, Agustinus Sasundu, Ambarwati Hernawan, Ketua KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dan Aziil Anwar. Foto : Jay Fajar
Para penerima Kehati Award VIII yaitu (kiri ke kanan) Prof. Achmad Subagio, Januminro Bunsal, Agustinus Sasundu, Ambarwati Hernawan, Ketua KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) dan Aziil Anwar. Foto : Jay Fajar
Karena perjuangan mengangkat bahan pangan lokal tersebut, dia mendapatkan penghargaan Kehati Award VII tahun 2015 dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) untuk kategori Peduli Lestari Kehati.
Melihat hasil perjuangannya tersebut, dia merasa bahagia, karena mampu memberi semangat dan juga membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga dengan pangan lokal.
“Jangan pernah berhenti berbagi. Itu kebahagiaan kami yang tidak bisa diukur dengan uang. Itu benar-benar jauh dari nilai materi apapun. Kami memang mencari uang, tapi uang bukan utama yang kami cari, tapi (kami) mencari berkah dulu. Berkah dapat, Insya Allah uang mengikuti,” pungkasnya.